BERITA

Media E-Learning Di Masa Pandemi Covid-19

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan kepribadian seseorang, sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan menciptakan potensi pada diri berupa kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dapat dihidupi di masyarakat dengan usaha sadar dan terencana. Menurut Pane (2017: 35), kegiatan belajar dan pembelajaran adalah proses interaksi yang bersifat edukasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Belajar merupakan suatu sistem yang termuat dalam proses pembelajaran, dan pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, yang terdiri dari: guru, siswa, tujuan, materi, media, metode, dan evaluasi.

Proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik dan bermakna bagi siswa dipengaruhi oleh berbagai unsur antara lain guru yang memahami secara utuh hakekat, sifat, dan karakteristik siswa, metode pembelajaran yang berpusat pada kegiatan siswa, sarana belajar siswa yang memadai, bahkan tersedianya berbagai sumber belajar dan media yang menarik dan mendorong siswa untuk belajar. Menurut Cepy Ryana, tersedianya berbagai sumber belajar akan mendukung terhadap penciptaan kondisi belajar siswa yang menarik dan menyenangkan.[1] Salah satu sumber belajar tersebut adalah media pembelajaran.

Mengingat peran media pembelajaran di Sekolah Dasar sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses dan pencapaian hasil belajar yang diharapkan, pemahaman guru secara utuh mengenai pentingnya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran di sekolah dasar merupakan salah satu aspek yang harus menjadi perhatian guru. Menurut Dimyati, pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.[2]

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Secara khusus dalam penggunaan media pembelajaran, seorang guru harus dapat menjadi pembawa pesan yang dimana penerima pesan yaitu peserta didik dapat menerima informasi materi pembelajaran atau pengetahuan dengan baik. Menurut Wina Sanjaya, ada beberapa indikator yang harus diperhatikan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dapat menerima informasi materi pembelajaran dengan baik.[3] Salah satunya adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

Pada masa pandemi covid-19, negara Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami dampak serius dari pandemi covid-19 mulai dari ekonomi, sosial, pemerintahan hingga pendidikan. Pemerintah bahkan menetapkan pandemi covid-19 sebagai bencana nasional yang harus segera ditangani, sebagai contoh dengan melakukan keharusan menjalankan social distancing dan physical distancing guna memutus penyebaran covid-19. Kondisi pandemi covid-19 mengakibatkan perubahan yang luar biasa, termasuk dunia pendidikan yang tidak dapat melakukan pembelajaran jarak dekat atau secara tatap muka langsung. Seolah-olah seluruh jenjang pendidikan dipaksa bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba drastis untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Semua daerah meliburkan proses pembelajaran di sekolah. Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini mengingat belum meratanya diperkenalkan teknologi dalam pemanfaatan media belajar, seperti laptop, gadget, dan lainnya.[4]

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak covid-19 bagi dunia pendidikan adalah pembelajaran jarak jauh atau distance learning.[5] Menurut Simon Midgley, distance learning merupakan cara belajar jarak jauh peserta didik tanpa harus melakukan kontak langsung dengan guru di kelas. Hal ini sesuai dengan kebijakan Menteri Nadiem Anwar Makarim yang menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada satuan Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang "Pembelajaran secara Daring" (Dalam Jaringan) dalam rangka mencegah penyebaran Corona Virus Diseases (COVID-19) yang menyatakan segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Serta didukung dengan  diterbitkannya SE No. 4 Tahun 2020 mengenai pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa pandemi Covid-19 dimana proses belajar dapat dilakukan secara dalam jaringan (daring) atau luring untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna, memberikan kefokusan dalam kecakapan hidup, serta kegiatan pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan minat, kondisi dan juga fasilitas peserta didik.

Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia, siswa diminta belajar dari rumah dan pandemi covid-19 memaksa guru dan dunia pendidikan untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran, maka penerapan distance learning semakin meluas. Distance learning menjadi pilihan yang tepat dilakukan guna mematuhi aturan physical distancing. Guru dapat melakukan pembelajaran secara tatap muka seperti biasa melalui virtual room. Dapat dikatakan bahwa cara atau bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital adalah pembelajaran daring atau pembelajaran secara online yang merupakan solusi pada kondisi pandemi covid-19.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa tetap membawa dampak positif maupun negatif.[6]

Dibutuhkan media pembelajaran tepat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi materi pembelajaran sehingga dapat digunakan secara maksimal. Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting untuk keberhasilan belajar peserta didik. Dengan adanya penggunaan media pembelajaran akan mendorong keterlibatan peserta didik terhadap proses belajar, serta memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. Penggunaan media pembelajaran sangat memberikan pengaruh terhadap respon peserta didik, dengan media pembelajaran proses pembelajaran akan lebih efektif, aktif dan kreatif serta dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Minhajul Ngabidin berkata, motivasi belajar dapat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Motivasi yang rendah menyebabkan rendahnya keberhasilan dalam proses belajar sehingga akan berimbas pada prestasi belajar peserta didik.[7] Oleh karena itu, peran seorang guru saat ini sangat dibutuhkan bukan hanya profesional dan kompeten dalam bidangnya tetapi mampu meningkatkan pengetahuannya, menguasai dan mengembangkan media pembelajaran, serta mampu meningkatkan pencapaian prestasi belajar yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.

Di tengah keadaan pandemi sekarang, proses kegiatan belajar tetap harus terlaksana walaupun tidak secara langsung bertatap muka. Disinilah peran guru untuk dapat menggunakan media pembelajaran online yakni media sosial seperti Whatsapp, media virtual room seperti Zoom, dan media pemberian tugas secara online seperti Google Form dan media pembelajaran online lainnya. Kegiatan ini mendukung penerapan pembelajaran di era 4.0 yang memanfaatkan teknologi, teknologi yang saat ini bisa diakses untuk mendapatkan informasi dengan sangat mudah dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja dengan adanya jaringan internet, serta mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi ditengah pembelajaran masa pandemi covid-19 ini. Dryden berkata:

      Keuntungan penggunaan media 
      pembelajaran online adalah 
      pembelajaran bersifat mandiri dan 
      interaktivitas yang tinggi, mampu 
      meningkatkan tingkat ingatan, 
      memberikan lebih banyak 
      pengalaman belajar, dengan teks, 
      audio, video dan animasi yang 
      semuanya digunakan untuk 
      menyampaikan informasi, dan juga
      memberikan kemudahan  
      menyampaikan, mengunduh, para 
      siswa juga bisa mengirim email 
      kepada siswa lain, mengirim 
      komentar pada forum diskusi,
      memakai ruang chat, hingga link 
      video conference untuk 
      berkomunikasi langsung.[8]

 

SDS Alfa Omega Ngabang di masa pandemi covid-19 melakukan kegiatan pembelajaran secara daring atau pembelajaran secara online. Tidak terjadi kegiatan tatap muka secara fisik seperti dalam ruang kelas, melainkan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media pembelajaran online. Kegiatan pembelajaran dikendalikan dari jarak jauh dengan media alat komunikasi atau berbasis aplikasi,  seperti menggunakan media sosial Whatsapp, pembelajaran juga dilakukan secara virtual room dengan menggunakan Zoom Meeting dan pemberian tugas seperti penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester dilakukan melalui Google Form. Hanya saja media pembelajaran jarak jauh yang digunakan selama pembelajaran daring tidak terlalu berjalan efektif. Menurut Baca Nasution, para pendidik harus menguasai banyak media pembelajaran.[9]

Pembelajaran secara online ternyata menyulitkan untuk sebagian golongan.[10] Banyak kendala yang terjadi baik bagi guru, siswa dan orang tua,  seperti anak tidak memiliki handphone/laptop, orang tua tidak bisa memahami keadaan anak dan guru yang memberikan tugas berlebihan kepada siswa. Tidak hanya itu, masalah koneksi jaringan dan minimnya pengetahuan guru-guru dalam mengakses Zoom, Whatsapp dan Google Form yang digunakan sebagai sarana atau media pembelajaran jarak jauh. Menurut Rais Tsaqif Yahya Al Hakim:

Dunia pendidikan di Indonesia menghadapi beberapan tantangan nyata yang harus segera dicarikan solusinya (1) ketimpangan teknologi antara sekola di kota besar dan daerah; (2) keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran; (3) keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi pendidikan seperti internet dan kuota; (4) relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran online yang belum integral.[11]



Sekian, Terima kasih!


[1]Cepy Ryana, Media Pembelajaran (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), 1.

 

[2]Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), 6.

[3]Hadion Wijoyo, Efektivitas Proses Pembelajaran di Masa Pandemi (Solok: ICM Publisher, 2020), 2.

 

[4]Y. Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 2004), 78.

[5]Jon Darmawan, Praktik Baik Masa Pandemi (Sukabumi: CV Jejak Publisher, 2020), 7.

 

[6]Sri Gusty, Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), 2.

[7]Minhajul Ngabidin, Pembelajaran Di Masa Pandemi: Inovasi Tiada Henti (Yogyakarta: Deepublish, 2021), 44.

[8]Dryden, Gordon dan Vos. J, Revolusi Cara Belajar (Bandung: Kaifa, 2001), 47.

 

[9]Baca Nasution. S, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 65.  

 

[10]Siti Maemunawati, Peran Guru, Orang Tua, Metode dan Media Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19 (Banten: Penerbit 3M Media Karya Serang, 2020), 3.

 

[11]Rais Tsaqif Yahya Al Hakim, Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19 (Yogyakarta: UAD Press, 2021), 2.

 

[12]Hadion Wijoyo, Efektivitas Proses Pembelajaran di Masa Pandemi (Solok: ICM Publisher, 2020), 1.

Pencarian

Kontak

Alamat :

Jl. Pangeran Afandirani No. 44

Telepon :

085654687805 - 082291484414

Email :

sds.alfom@gmail.com

Website :

sdsalfaomega.sch.id

Media Sosial :

Berita Terbaru

Kalender

September 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30